Kahlil Gibran dan Karya-Karya Agungnya
21 Sep 2012
0
komentar
PENGANTAR
Meski hanya diizinkan Tuhan menghirup udara dunia selama 48 tahun, namun karya-karya indah Kahlil Gibral telah memperkaya dunia sastra. Pria romantic asal Lebanon itu meninggalkan warisan berupa judul buku berisi kumpulan puisi, novel dan juga naskah drama yang condong mengikuti gaya romantisme Timur Tengah yang sarat simbolisasi filsafat kehidupan dan bernuansa oriental yang eksotik. Bahkan hingga berpuluh tahun paska kepergiannya, kumpulan karya Kahlil Gibran tak henti diterjemahkan ke dalam 20 bahasa, dan dicetak ulang hingga beberapa kali. Dalam thread saya dibawah ini akan menyajikan profil singkat …., anomaly tentang dirinya, karya-karya serta penghormatan yang diberikan padanya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang sastra khususnya karya-karya fenomenal dari Kahlil Gibran.
Meski hanya diizinkan Tuhan menghirup udara dunia selama 48 tahun, namun karya-karya indah Kahlil Gibral telah memperkaya dunia sastra. Pria romantic asal Lebanon itu meninggalkan warisan berupa judul buku berisi kumpulan puisi, novel dan juga naskah drama yang condong mengikuti gaya romantisme Timur Tengah yang sarat simbolisasi filsafat kehidupan dan bernuansa oriental yang eksotik. Bahkan hingga berpuluh tahun paska kepergiannya, kumpulan karya Kahlil Gibran tak henti diterjemahkan ke dalam 20 bahasa, dan dicetak ulang hingga beberapa kali. Dalam thread saya dibawah ini akan menyajikan profil singkat …., anomaly tentang dirinya, karya-karya serta penghormatan yang diberikan padanya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang sastra khususnya karya-karya fenomenal dari Kahlil Gibran.
PROFIL SINGKAT
KAHLIL GIBRAN merupakan seorang seniman, penyair dan pengarang. Beliau dilahirkan di Bsshari pada 06 Januari 1883 dalam keluarga Kristen Maronit di Besharri, Lebanon daerah utara. Sebuah daerah yang kerap diterpa badai, gempa serta petir. Kondisi fenomena alam tersebut justru menginfluence tulisan-tulisannya kelak tentang alam.
Saat usianya menginjak 10 tahun ibunya mengambil keputusan hijrah ke Amerika tepatnya di kota Boston bersama ketiga anak termasuk Gibran. Gibran kecil mengalami kejutan budaya, seperti yg banyak dialami oleh para imigran lain yg berhamburan datang ke Amerika Serikat pada akhir abad ke - 19. Keceriaan GIBRAN di bangku sekolah umum di BOSTON, diisi dg masa akulturasinya maka bahasa dan gayanya dibentuk oleh corak kehidupan Amerika. Namun hanya selama 3 tahun Gibran mengecap tinggal di Boston dan kemudian kembali ke Libanon untuk bersekolah.
Gibran meninggalkan tanah airnya lagi saat ia berusia 19 tahun, namun ingatannya tak pernah bisa lepas dari Lebanon. Lebanon sudah menjadi inspirasinya. Di Boston dia menulis tentang negerinya itu untuk mengekspresikan dirinya. Ini yang kemudian justru memberinya kebebasan untuk menggabungkan 2 pengalaman budayanya yang berbeda menjadi satu.
Gibran menulis drama pertamanya di Paris dari tahun 1901 hingga 1902. Tatkala itu usianya menginjak 20 tahun. Karya pertamanya, "Spirits Rebellious" yang berisi empat cerita kontemporer sebagai sindiran keras yang menyerang orang-orang korup yang dilihatnya. Akibatnya, Gibran menerima hukuman berupa pengucilan dari gereja Maronit. Namun sindiran-sindiran Gibran itu ternyata dianggap sebagai harapan dan suara pembebasan bagi kaum tertindas di Asia Barat.
Pada tahun 1911 Gibran pindah ke kota New York dan bekerja di apartemen studionya di 51 West Tenth Street, sebuah bangunan yang sengaja didirikan untuk tempat ia melukis dan menulis. Disinilah ia menulis karya fenomenal yang berjudul “Broken Wings”. Karya Gibran ini sering dianggap sebagai otobiografinya. Pengaruh "Broken Wings" terasa sangat besar di dunia Arab karena di sini untuk pertama kalinya wanita-wanita Arab yang dinomorduakan mempunyai kesempatan untuk berbicara bahwa mereka adalah istri yang memiliki hak untuk memprotes struktur kekuasaan yang diatur dalam perkimpoian.
Seperti ibu dan adiknya, Gibran juga digerogoti sirosis hepatis dan tuberkulosis, namun ia menolak untuk dirawat di rumah sakit. Pada tanggal 10 April 1931 jam 11.00 malam di St. Vincent's Hospital di Greenwich Village sang pejangga besar dunia ini menghembuskan nafas terakhirnya. Jenazah Gibran kemudian dikebumikan tanggal 21 Agustus di Mar Sarkis, sebuah biara Karmelit di mana Gibran pernah melakukan ibadah.
KAHLIL GIBRAN merupakan seorang seniman, penyair dan pengarang. Beliau dilahirkan di Bsshari pada 06 Januari 1883 dalam keluarga Kristen Maronit di Besharri, Lebanon daerah utara. Sebuah daerah yang kerap diterpa badai, gempa serta petir. Kondisi fenomena alam tersebut justru menginfluence tulisan-tulisannya kelak tentang alam.
Saat usianya menginjak 10 tahun ibunya mengambil keputusan hijrah ke Amerika tepatnya di kota Boston bersama ketiga anak termasuk Gibran. Gibran kecil mengalami kejutan budaya, seperti yg banyak dialami oleh para imigran lain yg berhamburan datang ke Amerika Serikat pada akhir abad ke - 19. Keceriaan GIBRAN di bangku sekolah umum di BOSTON, diisi dg masa akulturasinya maka bahasa dan gayanya dibentuk oleh corak kehidupan Amerika. Namun hanya selama 3 tahun Gibran mengecap tinggal di Boston dan kemudian kembali ke Libanon untuk bersekolah.
Gibran meninggalkan tanah airnya lagi saat ia berusia 19 tahun, namun ingatannya tak pernah bisa lepas dari Lebanon. Lebanon sudah menjadi inspirasinya. Di Boston dia menulis tentang negerinya itu untuk mengekspresikan dirinya. Ini yang kemudian justru memberinya kebebasan untuk menggabungkan 2 pengalaman budayanya yang berbeda menjadi satu.
Gibran menulis drama pertamanya di Paris dari tahun 1901 hingga 1902. Tatkala itu usianya menginjak 20 tahun. Karya pertamanya, "Spirits Rebellious" yang berisi empat cerita kontemporer sebagai sindiran keras yang menyerang orang-orang korup yang dilihatnya. Akibatnya, Gibran menerima hukuman berupa pengucilan dari gereja Maronit. Namun sindiran-sindiran Gibran itu ternyata dianggap sebagai harapan dan suara pembebasan bagi kaum tertindas di Asia Barat.
Pada tahun 1911 Gibran pindah ke kota New York dan bekerja di apartemen studionya di 51 West Tenth Street, sebuah bangunan yang sengaja didirikan untuk tempat ia melukis dan menulis. Disinilah ia menulis karya fenomenal yang berjudul “Broken Wings”. Karya Gibran ini sering dianggap sebagai otobiografinya. Pengaruh "Broken Wings" terasa sangat besar di dunia Arab karena di sini untuk pertama kalinya wanita-wanita Arab yang dinomorduakan mempunyai kesempatan untuk berbicara bahwa mereka adalah istri yang memiliki hak untuk memprotes struktur kekuasaan yang diatur dalam perkimpoian.
Seperti ibu dan adiknya, Gibran juga digerogoti sirosis hepatis dan tuberkulosis, namun ia menolak untuk dirawat di rumah sakit. Pada tanggal 10 April 1931 jam 11.00 malam di St. Vincent's Hospital di Greenwich Village sang pejangga besar dunia ini menghembuskan nafas terakhirnya. Jenazah Gibran kemudian dikebumikan tanggal 21 Agustus di Mar Sarkis, sebuah biara Karmelit di mana Gibran pernah melakukan ibadah.
ANOMALI DUNIA SASTRA
Menurut Mahardhika Zifana, novelis lulusan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memandang Kahlil Gibran sebagai fenomena yang tergolong anomali.
Mengapa demikian?
Anomali Pertama: Seorang Arab yang Kristen
Gibran adalah seorang penulis berkebangsaan Arab. bangsa dan budaya Arab
sangat identik dengan citra Islam, karena Arab adalah tanah tempat
lahir dan berkembangnya Islam, serta Nabi umat Islam, Muhammad saw,
adalah seorang Arab dan bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an[1] -kitab
suci umat Islam.
Anomali Kedua: Seorang Kristen yang dikagumi di negeri Muslim
Gibran ialah seorang pengarang Kristen. Sementara, Indonesia adalah
negara dengan jumlah penduduk muslim yang terbesar di dunia. Namun
karyanya sangat dikagumi di Indonesia –negeri dengan mayoritas penduduk
beragama Islam ini.
Karya Gibran sangat laku dan terjadi booming di pasaran buku Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk mayoritas Islam. Maka, jelaslah bahwa masyarakat di negeri Muslim ini (Indonesia) sangat tertarik kepada karya Kahlil Gibran, seorang Kristen.
Karya Gibran sangat laku dan terjadi booming di pasaran buku Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk mayoritas Islam. Maka, jelaslah bahwa masyarakat di negeri Muslim ini (Indonesia) sangat tertarik kepada karya Kahlil Gibran, seorang Kristen.
Anomali Ketiga : Seorang Timur yang sangat berpengaruh kepada kesusastraan Barat
Salah satu implikasi kesuksesan karya Gibran adalah banyaknya jumlah
karyanya yang diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, termasuk
bahasa-bahasa Barat. Hali ini akhirnya mempengaruhi dunia susastra dan
budaya Barat. Secara tak terduga, ia pun diakui sebagai salah seorang
penulis yang memiliki kontribusi besar pada Sastra Modern Barat Misalnya
kalimat : “Ask no what your country can do for you, but ask what you
can do for your country”[4]. Kalimat ini sering dikutip sebagai ungkapan
Kennedy, padahal ditulis pertama kali oleh Gibran.
Dalam karya berbahasa Inggrisnya, Gibran nampbk bagai pemberi nasehat dan pengkhotbah. Dia berperan sebagai pendidik seperti pengarang zaman Pujangga Baru. Gibran bukan saja seorang pengarang yang menyusun kata dan mengarang naskah. Tidak cukup buat Gibran mengungkapkan pikiran saja. Harus juga mewujudkan pikirannya dalam kenyataan.
Dalam karya berbahasa Inggrisnya, Gibran nampbk bagai pemberi nasehat dan pengkhotbah. Dia berperan sebagai pendidik seperti pengarang zaman Pujangga Baru. Gibran bukan saja seorang pengarang yang menyusun kata dan mengarang naskah. Tidak cukup buat Gibran mengungkapkan pikiran saja. Harus juga mewujudkan pikirannya dalam kenyataan.
Anomali Keempat : Seorang Sastrawan Kristen yang banyak diinspirasi bahasa Al Qur’an
“You have Your Lebanon and I have My Lebanon”(Gibran : 753). Kalimat
Gibran ini jelas sangat mirip dengan ayat Al Qur’an yang diakuinya
sendiri sebagai salah satu sumber ilhamnya,yakni ayat “Bagi kalian agama
kalian dan bagiku agamaku”[7]. Contoh lainnya, kita bisa membaca dalam
buku Potret Diri : “Dari Tuhan kita datang dan kepada-Nyalah kita akan
kembali”[8]. Makna kata ini mungkin agak kabur karena bukuitu
diterjemahkan dariversi bahasa Inggrisnya, padahal teks asli dalam
bahasa Arabnya adalah sebuah ayat Al-Qur’an yang sering dikutip oleh
orang Indonesia jika ada kematian : “Inna illahi wa inna Ilaihi rajiun”.
Anomali Kelima : Seorang Sastrawan Kristen yang Sufistik
Gibran berkali-kali, hingga akhir hayatnya menyatakan dirinya sebagai
penganut Kristen Maronit. Namun karya Gibran sering digolongkan berbau
mistik atau sufi. Banyakkemiripan antara karya-karyanya dengan
kalimat-kalimat para sufi. Contohnya, Syeikh al-Akbar membandingkan
qalbunya dengan “biara para rahib Kristen, rumah berhala, ka‘bah untuk
thawaf, lembaran Taurat atau mushaf Al-Qur’an”.
0 komentar:
Posting Komentar