COSO
7 Jan 2014
0
komentar
COSO
The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission’s (COSO) didirikan pada tahun 1985, yang merupakan aliansi dari lima
organisasi profesi diantaranya :
Financial Executives International (FEI)
The American
Accounting Association (AAA)
The American
Institute of Certified
Public Accountants (AICPA)
The Institute
of Internal Auditors (IIA)
The Institute of
Management Accountants (IMA) (formerly the National Association of
Accountants).
Misi utama dari COSO adalah
“Memperbaiki/meningkatkan kualitas laporan keuangan entitas melalui
etika bisnis, pengendalian internal yang efektif, dan corporate governance.”
Untuk menindaklanjuti rekomendasi dari komisi treadway, COSO
mengembangkan studi mengenai sebuah model untuk mengevaluasi pengendalian
internal. Pada tehun 1992, telah diselesaikan studi tersebut dengan
memperkenalkan sebuah “kerangka kerja pengendalian internal” yang akhirnya
menjadi sebuah pedoman bagi para eksekutif, dewan direksi, regulator, penyusun
standar, organisasi profesi , dan lainnya sebagai kerangka kerja yang
komprehensif untuk mengukur efektifitas pengendalian internal mereka.
Kerangka Kerja Pengendalian Internal (Internal Control-Integrated Framework)
Dua tujuan utama dari laporan COSO adalah (1) untuk
menetapkan definisi umum pengendalian internal yang melayani berbagai pihak,
dan (2) menyediakan standar terhadap organisasi yang dapat menilai sistem
pengendalian dan menentukan cara untuk meningkatkan/memperbaiki sistem
tersebut.
Definisi Pengendalian Internal COSO
“suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil
lainnya dari sebuah entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan/jaminan
yang wajar berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam beberapa kategori”.
Kategori-kategori dalam pencapaian tujuan Pengendalian
Internal
Efektivitas dan
efisiensi operasi
Keandalan laporan
keuangan
Kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku
Laporan ini menekankan bahwa sistem pengendalian internal
merupakan alat/perangkat dari manajemen dan bukan pengganti manajemen. Jadi
manajemen dan sistem pengendalian seharusnya dibentuk didalam kegiatan operasi.
Definisi COSO
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen,
dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
Efektifitas dan
efisiensi operasional
Reliabilitas
pelaporan keuangan
Kepatuhan atas
hukum dan peraturan yang berlaku
COSO menekankan Pengendalian Internal sebagai suatu “proses”
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari aktivitas bisnis entitas yang
berkelanjutan (on going business activities). Untuk tujuan pelaporan manajemen
kepada publik.
Pengendalian Internal terkait penjagaan asset dari
pengambilan, penggunaan, atau penghilangan yang tidak terotorisasi adalah suatu
proses yang dipengaruhi oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personil lainnya dari sebuah entitas, yang dirancang
untuk memberikan keyakinan/jaminan yang wajar berkaitan dengan pencegahan atau
deteksi dini terhadap pengambilan, penggunaan, atau penghilangan yang tidak
terotorisasi terhadap asset entitas sehingga dapat memberikan pengaruh/efek
yang material terhadap laporan keuangan.
Pihak yang terlibat
Didalam dokumen COSO dikatakan bahwa pihak-pihak yang
terlibat dalam Pengendalian Internal adalah dewan komisaris, manajemen, dan
pihak-pihak lainnya yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Serta
menyatakan bahwa tanggung jawab atas penetapan, penjagaan, dan pengawasan
sistem Pengendalian Internal adalah tanggung jawab manajemen.
Tujuan Pengendalian Internal bagi Organisasi
Asumsi COSO, bahwa entitas telah menetapkan sendiri tujuan
dari aktivitas operasinya. Namun COSO mengidentifikasikan tiga tujuan utama
dari entitas, antara lain :
Efektivitas dan
efisiensi operasi
Keandalan laporan
keuangan
Kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku
Komponen yang saling terkait dalam internal control menurut
COSO framework, yaitu:
COSO mengidentifikasi Sistem Pengendalian Internal yang
efektif meliputi lima komponen yang saling berhubungan untuk mendukung
pencapaian tujuan entitas, yaitu:
(a) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Pondasi dari komponen lainnya dan meliputi beberapa faktor
diantaranya :
Integritas dan Etika
Komitmen
untuk meningkatkan kompetensi
Dewan
komisaris dan komite audit
Filosofi
manajemen dan jenis operasi
Kebijakan dan
praktek sumber daya manusia
COSO menyediakan pedoman untuk mengevaluasi tiap faktor yang
ada. Misal, filosofi manajemen dan jenis operasi dapat dinilai dengan cara
menguji sifat dari penerimaan risiko bisnis, frekuensi interaksi dari tiap
subordinat, dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan.
(b) Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Terdiri dari identifikasi risiko dan analisis risiko.
Identifikasi risiko merupakan pengujian terhadap faktor-faktor eksternal
seperti perkembangan teknologi, persaingan, dan perubahan ekonomi. Factor internal diantaranya kompetensi
karyawan, sifat dari aktivitas bisnis, dan karakteristik pengelolaan sistim
informasi. Sedangkan Analisis Risiko dilakukan dengan mengestimasi signifikansi
risiko, menilai kemungkinan terjadinya risik, dan bagaimana mengelola risiko
tersebut.
(c) Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Terdiri dari kebijakan dan prosedur yang menjamin karyawan
melaksanakan arahan manajemen. Aktivitas Pengendalian meliputi review terhadap
sistim pengendalian, pemisahan tugas, dan pengendalian terhadap sistim
informasi.
Pengendalian terhadap sistim informasi meliputi dua cara :
General controls, mencakup kontrol terhadap akses, perangkat
lunak, dan system development.
Application controls, mencakup pencegahan dan deteksi
transaksi yang tidak terotorisasi. Berfungsi untuk menjamin completeness,
accuracy, authorization and validity
dari proses transaksi yang terjadi.
(d) Informasi dan komunikasi
Sistem yang memungkinkan orang atau entitas, memperoleh dan
menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, dan
mengendalikan operasinya dan adanya jalan untuk dapat mengakses informasi dari
dalam dan luar, dengan mengembangkan strategi yang potensial dan sistem
terintegrasi, serta perlunya data yang berkualitas. Sedangkan diskusi mengenai
komunikasi berfokus kepada menyampaikan permasalahan Pengendalian Internal, dan
mengumpulkan informasi pesaing.
(e) Pengawasan (Monitoring)
Sistem pengendalian internal perlu dipantau sepanjang waktu,
proses ini bertujuan untuk menilai mutu kinerja sistem sepanjang waktu. Ini
dijalankan melalui aktivitas pemantauan yang terus-menerus, evaluasi yang
terpisah atau kombinasi dari keduanya, melalui aktivitas yang berkelanjutan dan
melalui evaluasi yang ditujukan terhadap aktivitas atau area yang khusus.
Di tahun 2004, COSO mengeluarkan report ‘Enterprise Risk
Management – Integrated Framework’, sebagai pengembangan COSO framework di
atas. Dijelaskan ada 8 komponen dalam Enterprise Risk Management, yaitu:
1. Lingkungan Internal (Internal Environment), Sangat
menentukan warna dari sebuah organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang
terhadap risiko dari setiap orang dalam organisasi tersebut. Didalam lingkungan
internal ini termasuk, filosofi manajemen risikodan risk appetite, nilai-nilai
etika dan integritas, dan lingkungan dimana kesemuanya tersebut berjalan.
2. Penentuan Tujuan (Objective Setting), tujuan perusahaan
harus ada terlebih dahulusebelum manajemen dapat mengidentifikasi
kejadian-kejadian yang berpotensi mempengaruhi dalam pencapaian tujuan
tersebut. ERM memastikan bahwa manajemen memiliki sebuah proses untuk
menetapkan tujuan dan tujuan tersebut terkait serta mendukung misi perusahaan dan
konsisten dengan risk appetite-nya.
3. Identifikasi Kejadian (Event Identification), Kejadian
internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan harus
diidentifikasi, dan dibedakan antara risiko dan peluang yang dapat terjadi.
Peluang dikembalikan kepada proses penetapan strategi atau tujuan manajemen.
4. Penilaian Risiko (Risiko Assessment), Risiko dianalisis
dengan memperhitungkan kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampaknya (impact),
sebagai dasar bagi penentuan pengelolaan risiko.
5. Respons Risiko (Risk Response), manajemen memilih respons
risiko, menghindar, menerima, mengurangi, mengalihkan, dan mengembangkan suatu
kegiatan agar risiko yang terjadi masih sesuai dengan toleransi dan risk
appetite.
6. Kegiatan Pengendalian (Control Activities), kebijakan
serta prosedur yang ditetapkan dan diimplementasikan untuk membantu memastikan
respons risiko berjalan dengan efektif.
7. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication),
Informasi yang relevan diidentifikasi, ditangkap, dan dikomunikasikan dalam
bentuk dan waktu yang memungkinkan setiap orang menjalankan tanggung jawabnya.
8. Pengawasan (Monitoring), Keseluruhan proses ERM dimonitor
dan modifikasi dilakukan apabila perlu. Pengawasan dilakukan secara melekat
pada kegiatan manajemen yang berjalan terus-menerus, melalui evaluasi secara
khusus, atau dengan keduanya.
Fokus utama
COSO menyatakan Pengendalian Internal merupakan partisipasi
dari semua stakeholder (pemangku kepentingan) entitas yang meliputi
seluruh/semua area atau fungsi dari bisnis entitas.
Evaluasi keefektifan Pengendalian Internal
Meskipun COSO menekankan Pengendalian Internal sebagai suatu
“proses” namun keefektifan dari pelaksanaannya dinyatakan sebagai sebuah
kondisi dalam suatu titik waktu tertentu. Jika defisiensi Pengendalian Internal
telah dikoreksi/dibetulkan pada saat pelaporan, COSO menyetujui apabila laporan
manajemen pada pihak luar menyatakan bahwa Pengendalian Internal telah berjalan
efektif.
Bagaimana pelaporan masalah Pengendalian Internal
COSO menjelaskan bagaimana manajemen memperoleh dan mengolah
informasi jika terjadi defisiensi Pengendalian Internal. COSO merekomendasikan
kepada personil yang mengidentifikasi terjadinya defisiensi untuk segera
melaporkannya kepada atasan langsungnya, namun jika informasinya sensitif maka
perlu adanya jalur khusus penyampaian informasi.
0 komentar:
Posting Komentar